Rm6:1-14, Kolose 2 : 11-12 ). Dalam baptisan baik baptisan bayi (anak-anak) orang percaya maupun baptisan dewasa (orang kafir yang bertobat dan percaya oleh penginjilan) jelaslah terlihat bahwa :ā€ B ukan kita yang yang memilih Tuhan, melainkan Tuhanlah yang memilih kita ā€œ (Bdk.Yoh 15:16). Dalam karya pelepasan-Nya, Allah senantiasa
26 Kelas VII SMP ā€œKenyataannya memang demikian, oh Bhikkhu, lima Khandha yang lampau atau yang ada sekarang, kasar atau halus, menyenangkan atau tidak menyenangkan, jauh atau dekat, harus diketahui sebagai Khandha kelompok kehidupankegemaran semata-mata. Selanjutnya, engkau harus melakukan perenungan dengan memakai kebijaksanaan, bahwa semua itu bukanlah milikmu’ atau kamu’ atau dirimu’. Siswa Yang Ariya yang mendengar uraian ini, oh Bhikkhu, akan melihatnya dari segi itu. Setelah melihat dengan jelas dari segi itu, ia akan merasa jemu terhadap lima Khandha tersebut. Setelah merasa jemu, ia akan melepaskan nafsu-nafsu keinginan. Setelah melepaskan nafsu-nafsu keinginan batinnya, ia tidak melekat lagi kepada sesuatu. Karena tidak melekat lagi kepada sesuatu, akan timbul Pandangan Terang sehingga ia mengetahui bahwa ia sudah terbebas. Siswa Yang Ariya itu tahu bahwa ia sekarang sudah terbebas dari tumimbal lahir, kehidupan suci telah dilaksanakan dan selesailah tugas yang harus dikerjakan dan tidak ada sesuatu pun yang masih harus dikerjakan untuk memperoleh Penerangan Agung.ā€ Sewaktu kelima bhikkhu tersebut merenungkan khotbah Buddha, mereka semua dapat membersihkan diri mereka dari segala kekotoran batin Asava. Mereka terbebas seluruhnya dari kemelekatan Upadana dan mencapai tingkat kesucian yang tertinggi, yaitu Arahat. Releksi Buddha menjelaskan tentang lima Khandha, yaitu kelompok badan jasmani, perasaan, pencerapan, pikiran dan kesadaran, merupakan sesuatu yang tidak kekal. Badan jasmani setiap saat selalu berubah, misal rambut bertambah panjang. Perasaan selalu berubah, misalnya sebentar senang sebentar sedih. Pencerapan berubah, misal kadang menganggap benar kadang tidak benar. Pikiran selalu berubah, misal sedang memikirkan pelajaran lalu ganti memikirkan sepakbola. Demikian pula kesadaran, kadang kita sadar penuh, kadang kurang sadar terhadap apa yang sedang kita hadapi. Diskusikan dengan teman sambil dirasakan dan berikan contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari yang dimaksud dengan ketidakkekalan badan jasmani, perasaan, pencerapan, pikiran, dan kesadaran. B. Khotbah Ketiga Khotbah ketiga ini dinamakan Aditta Pariyaya Sutta Sutta tentang semua dalam Keadaan Terbakar yang dapat diringkas sebagai berikut. ā€œSemua dalam keadaan berkobar, o para bhikkhu Apakah, o para bhikkhu, yang terbakar?ā€ ā€œMata dalam keadaan terbakar. Bentuk dalam keadaan terbakar. Kesadaran mata dalam keadaan terbakar. Sentuhan mata dalam keadaan terbakar. Perasaan yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan atau menyakitkan maupun tidak menyakitkan, timbul dari sentuhan mata dalam keadaan terbakar.ā€ Oleh apakah ia dinyalakan? Aku nyatakan dengan api nafsu keinginan, kebencian, ketidaktahuan, kelahiran, kesakitan, dan keputusasaan ia dinyalakan. Dengan merenungkan itu, o para Bhikkhu, siswa 27 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Ariya yang terpelajar menjadi jijik terhadap mata, bentuk, kesadaran mata, sentuhan mata, perasaan apa pun yang menyenangkan, menyakitkan, tidak menyenangkan maupun tidak menyakitkan, Ia timbul dari sentuhan dengan mata. Ia menjadi muak dengan telinga, suara, hidung, bau, lidah, rasa, badan, sentuhan, pikiran, objek mental, kesadaran batin, sentuhan batin, perasaan apa pun menyenangkan maupun tidak menyenangkan atau menyakitkan maupun tidak menyakitkan. Ia timbul karena sentuhan dengan batin. Dengan muak ia lepaskan, dengan pelepasan ia bebas. Ia memahami bahwa kelahiran telah berakhir, menjalani kehidupan suci, melakukan apa yang harus dilakukan, dan di sana tidak ada keadaan seperti ini lagi.ā€ Ketika Buddha Gotama menyimpulkan khotbah ini, semua bhikkhu menghancurkan semua kekotoran batin dan mencapai tingkat Arahat. Releksi Nafsu keinginan, kebencian, kemarahan, dan keputusasaan meliputi banyak orang. Hal itu dapat menjerumuskan manusia ke jurang kehancuran. Sebagai contoh kita tidak mampu menahan nafsu ingin memiliki barang milik orang lain lalu mencurinya. Apa yang akan terjadi? Berikanlah beberapa contoh dari sejumlah rasa hati dan pikiran yang mungkin dapat menyebabkan kerugian bagi diri kita sendiri. C. Khotbah kepada Yasa Pada masa itu, di Benares tinggal seorang anak muda bernama Yasa, anak seorang pedagang kaya raya. Yasa memiliki tiga buah istana dan hidup dengan penuh kemewahan dikelilingi oleh gadis-gadis cantik yang menyajikan berbagai macam hiburan. Kehidupan yang penuh kesenangan ini berlangsung untuk beberapa lama sampai pada satu malam di musim hujan, Yasa melihat satu pemandangan yang mengubah seluruh jalan hidupnya. 28 Kelas VII SMP Malam itu ia terbangun di tengah malam dan dari sinar lampu di kamarnya, Yasa melihat pelayan- pelayannya sedang tidur dalam berbagai macam sikap yang membuatnya jemu. Ia merasa seperti berada di tempat pekuburan dengan dikelilingi mayat-mayat yang bergelimpangan. Karena tidak tahan lagi melihat keadaan itu, dengan mengucapkan, ā€œAlangkah menakutkan tempat ini Alangkah mengerikan tempat iniā€, Yasa memakai sandalnya dan meninggalkan istana dalam keadaan pikiran kalut dan penuh kecemasan. Ia berjalan menuju ke Taman Rusa Isipatana. Waktu itu menjelang pagi hari dan Buddha sedang berjalan-jalan. Sewaktu berpapasan dengan Yasa, Buddha menegur, ā€œTempat ini tidak menakutkan. Tempat ini tidak mengerikan. Mari duduk di sini, Aku akan mengajarmu.ā€ Mendengar sapaan Buddha, Yasa berpikir, ā€œKalau begitu baik juga kalau tempat ini tidak menakutkan dan tidak mengerikan.ā€ Yasa membuka sandalnya, menghampiri Buddha, memberi hormat dan kemudian duduk di sisi Buddha. Buddha memberikan uraian yang disebut Anupubbikatha, yaitu uraian mengenai pentingnya berdana, hidup bersusila, tumimbal lahir di surga sebagai akibat dari perbuatan baik, buruknya mengumbar nafsu-nafsu, dan manfaat melepaskan diri dari semua ikatan duniawi. Selanjutnya Buddha memberikan uraian tentang empat Kesunyataan Mulia yang dapat membebaskan manusia dari nafsu-nafsu keinginan. Setelah Buddha selesai memberikan uraian, Yasa memperoleh Mata Dharma sewaktu masih duduk di tempat itu Yasa mencapai tingkat Arahat sewaktu Buddha mengulang uraian tersebut di hadapan ayahnya. Yasa mohon kepada Buddha untuk ditahbiskan menjadi bhikkhu. Buddha mentahbiskannya dengan menggunakan kalimat yang juga digunakan untuk mentahbiskan lima murid-Nya yang pertama, yaitu ā€œEhi bhikkhu, Dharma telah dibabarkan dengan jelas. Laksanakanlah kehidupan suci.ā€ Perbedaannya bahwa Buddha tidak mengucapkan ā€œDan singkirkanlah penderitaanā€ karena Yasa pada waktu itu sudah mencapai tingkat Arahat. Dengan demikian, pada waktu itu sudah ada tujuh orang Arahat Buddha sendiri juga seorang Arahat, tetapi seorang Arahat istimewa karena mencapai Kebebasan dengan daya upaya sendiri. Keesokan harinya dengan diiringi Yasa, Buddha pergi ke istana ayah Yasa dan duduk di tempat yang telah disediakan. Ibu dan istri Yasa keluar dan memberi hormat. Buddha kembali memberikan uraian tentang Anupubbikatha dan mereka berdua pun memperoleh Mata Dharma. Mereka memuji keindahan uraian tersebut dan mohon dapat diterima sebagai Upasika dengan berlindung kepada Buddha, Dharma, dan Sangha untuk seumur hidup. Mereka adalah pengikut-pengikut wanita pertama yang berlindung kepada Tiga Mustika Buddha, Dharma, dan Sangha. Setelah itu, makan siang disiapkan dan kedua wanita itu melayani sendiri Buddha dan Yasa dengan hidangan lezat. Sehabis makan siang, Buddha dan Yasa kembali ke Taman Rusa Isipatana. Di Benares, Yasa mempunyai empat orang sahabat, semuanya anak-anak orang kaya yang bernama Vimala, Subahu, Punnaji, dan Gavampati. Mereka mendengar bahwa Yasa sekarang sudah menjadi bhikkhu. Mereka menganggap bahwa ajaran yang benar-benar sempurnalah yang dapat menggerakkan hati Yasa untuk meninggalkan kehidupannya yang mewah. Oleh karena itu, mereka menemui Bhikkhu Yasa yang kemudian membawa keempat kawannya itu menghadap Buddha. Setelah mendengar khotbah Buddha, mereka semua memperoleh Mata Dharma dan kemudian diterima menjadi bhikkhu. Setelah mendapat penjelasan tambahan, keempat orang ini dalam waktu singkat mencapai tingkat Arahat. Dengan demikian, jumlah Arahat pada waktu itu sebelas orang. Akan tetapi, Bhikkhu Yasa mempunyai banyak teman yang berada di tempat-tempat jauh, semuanya berjumlah 60 orang. Mendengar sahabat mereka menjadi bhikkhu, mereka pun mengambil 29 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti keputusan untuk mengikuti jejak Bhikkhu Yasa. Mereka semua diterima menjadi bhikkhu dan dalam waktu singkat semuanya mencapai tingkat Arahat sehingga pada waktu itu terdapat 60 orang Arahat. Releksi Hidup berhura-hura ternyata tidak memberikan rasa gembira yang kekal, bahkan dapat berakibat membahayakan badan maupun batin. Apalagi hura-hura itu bersinggungan dengan alkohol dan obat-obat terlarang, dapat dipastikan kehancuran yang akan terjadi. Diskusikan dengan temanmu apa yang akan terjadi kalau kamu sebagai siswa tidak belajar dengan baik, tetapi lebih banyak begadang dan bermain yang kurang bermanfaat. D. Enam Puluh Arahat dengan Misinya
BERTUMBUHDALAM PELAYANAN Adalah Bagian Anda Untuk Memberi. Fasal 1: Menolong Orang Lain Mendapatkan Kristus. Fasal 2: Follow-Up (Tindak Lanjut) Fasal 3: Kuasa Dalam Doa. Fasal 4: Memberi Secara Alkitabiah. Fasal 5: Penglihatan (Vision) Akan Keperluan Dunia. ADALAH BAGIAN ANDA UNTUK MEMBERI. Setelah Sri Bhagavā Buddha mengutus keenam puluh siswa-Nya, Ia sendiri tetap melanjutkan pembabaran Dhamma tanpa kenal lelah selama empat puluh lima tahun. Selama dua puluh tahun pertama masa pembabaran Dhamma ini, Sri Bhagavā melewatkan masa berdiam musim hujan di berbagai tempat dan vihāra baca wihara[1]. Namun, selama dua puluh lima tahun terakhir, Ia melewatkan sebagian besar masa berdiam-Nya di SāvatthÄ«. Berikut adalah kronologi pembabaran Dhamma yang dilakukan oleh Sri Bhagavā selama empat puluh lima tahun dari tahun 588 Sebelum Era Umum SEU berdasarkan penanggalan tradisi, atau 528 SEU berdasarkan penanggalan sejarah, atau 45 Sebelum Era Buddhis SEB, hingga 544 SEU, atau 484 SEU, atau tahun 1 SEB. TAHUN PERTAMA 588 SEU/528 SEU/45 SEB Tempat kediaman musim hujanTaman Rusa Pali Migadāya, Sanskerta Mrigadava, di Isipatana dekat BārānasÄ« Benares; Varanasi, Kāsi. Peristiwa utamaBuddha membabarkan khotbah pertama Dhammacakkappavattana Sutta, Anattalakkhaṇa Sutta, dan Ādittapariyāya Sutta; mengalihyakinkan kelima petapa PaƱcavaggiyā; mendirikan Persamuhan Saį¹…gha Bhikkhu dan Tiga Pernaungan Tisaraṇa; mengalihyakinkan Yasa dan kelima puluh empat sahabatnya; mengutus para duta Dhamma pertama; mengalihyakinkan ketiga puluh pangeran yang dikenal sebagai bhaddavaggiyā di hutan Kappāsika; mengalihyakinkan ketiga Kassapa bersaudara beserta seribu orang pengikut mereka. TAHUN KEDUA SAMPAI KEEMPAT 587 – 585 SEU/527-525/44-42 SEB Tempat kediaman musim hujanVihara Hutan Bambu Pali Veluvanāramā; Sanskerta Venuvanāramā, di dekat Rājagaha, Magadha. Peristiwa utamaBuddha memenuhi janji kepada Raja Bimbisāra; menerima Vihara Veluvana sebagai pemberian dana; menyabdakan Nasihat Menuju Pembebasan Pali Ovāda Pāṭimokkha; Sanskerta Avavāda Prātimokį¹£a[2]; menunjuk Sāriputta dan Moggallāna sebagai siswa bhikkhu utama Pali aggasāvaka; Sanskerta agraśrāvaka; mengunjungi Kapilavatthu; mempertunjukkan mukjizat ganda Pali yamaka pāṭihāriya; Sanskerta yamaka prātihārya; menahbiskan Pangeran Rāhula dan Pangeran Nanda; mengukuhkan Raja Suddhodana, Ratu MahāpajāpatÄ« GotamÄ«, serta Yasodharā ke dalam arus kesucian; menahbiskan keenam pangeran Sākya Ānanda, Anuruddha, Bhaddiya, Bhagu, Devadatta, dan Kimbila; bertemu dengan Anāthapiį¹‡įøika; menerima Vihara Hutan Jeta Jetavana di Sāvatthi, Kosala, sebagai pemberian dana dari Anāthapiį¹‡įøika yang telah membelinya dari Pangeran Jeta; bertemu dengan Raja Pasenadi Sanskerta Prasenajit dari Kosala; mendamaikan sengketa antara suku Sākya dan Koliya; membabarkan Mahāsamaya Sutta. TAHUN KELIMA 584 SEU/524 SU/41 SEB Tempat kediaman musim hujanBalairung Puncak Pali KÅ«tāgārasālā; Sanskerta Kūṭāgārasālā, Mahāvana, di dekat Vesāli, VajjÄ«. Peristiwa utamaWafatnya Raja Suddhodana; Sri Bhagavā mengizinkan Ratu MahāpajāpatÄ« GotamÄ« bersama kelima ratus putri untuk menjadi bhikkhunÄ«; mendirikan Saį¹…gha BhikkhunÄ«; membabarkan Khotbah Penyaluran Derma Pali Dakkhiṇāvibhaį¹…ga Sutta; Sankserta Dakį¹£iṇāvibhāga SÅ«tra. TAHUN KEENAM 583 SEU/523 SEU/40 SEB Tempat kediaman musim hujanBukit Mankula Pali Mankulapabbata; Sanskerta Mankulaparvata, di dekat KosambÄ«, Vamsā. Peristiwa utamaRatu Khemā dari Magadha menjadi bhikkhunÄ« dan kemudian ditunjuk sebagai salah satu dari kedua siswi bhikkhunÄ« utama bersama dengan Uppalavannā dari Sāvatthi; Sri Bhagavā melarang mempertunjukkan mukjizat demi keuntungan pribadi dan harga diri mereka sendiri; Sri Bhagavā melakukan mukjizat ganda. TAHUN KETUJUH 582 SEU/522 SEU/39 SEB Tempat kediaman musim hujanSurga Tāvatiṃsa Sankserta Trāyastriį¹ƒÅ›a Peristiwa utamaBuddha melakukan mukjizat; melakukan pembabaran Abhidhamma[3] di Surga Tāvatiṃsa; CiƱcāmānavikā dari Sāvatthi, memfitnah Sri Bhagavā di Vihara Jetavana. TAHUN KEDELAPAN 581 SEU/521 SEU/38 SEB Tempat kediaman musim hujanHutan Bhesakala Pali Bhesakalāvana; Sanskerta Bhēśkalāvana, di dekat Sumsumāragiri, Distrik Bhaggā, Vamsā. Peristiwa utamaPangeran Bodhi Bodhirājakumāra mengundang Sri Bhagavā ke Kokanada, istana barunya, untuk menerima dana makanan dan Sri Bhagavā membabarkan Khotbah kepada Bodhirājakumāra Pali Bodhirājakumāra Sutta; Sanskerta Bodhirājakumāra SÅ«tra. TAHUN KESEMBILAN 580 SEU/520 SEU/37 SEB Tempat kediaman musim hujanVihara Ghosita Pali Ghositārāma; Sanskerta Ghuį¹£itārāma di KosambÄ«, Vamsā. Peristiwa utamaMāgandiyā membalas dendam karena Sri Bhagavā menolaknya sebagai istri; terjadi sengketa di antara para bhikkhu di KosambÄ«. TAHUN KESEPULUH 579 SEU/519 SEU/36 SEB Tempat kediaman musim hujanHutan Kecil Rakkhita Pali Rakkhitavanaį¹£aį¹‡įøa; Sanskerta Rakį¹£itavanaį¹£aį¹‡įøa di dekat Desa Pārileyyaka, Vamsā. Peristiwa utamaKarena terjadi sengketa yang berkepanjangan di antara para bhikkhu di KosambÄ«, Sri Bhagavā akhirnya menyendiri di Hutan Belukar Rakkhita, di dekat Desa Pārileyyaka, ditemani oleh gajah Pārileyyaka. Pada penghujung kediaman musim hujan tersebut Ānanda, atas nama para warga Sāvatthi, mengundang Sri Bhagavā untuk kembali ke Sāvatthi. Para bhikkhu KosambÄ« yang bersengketa tersebut kemudian memohon maaf kepada Sri Bhagavā dan kemudian menyelesaikan sengketa mereka. TAHUN KESEBELAS 578 SEU/518 SEU/35 SEB Tempat kediaman musim hujanVihara Dakkhināgiri Sankserta Dakį¹£iṇagiri, di Avanti. Peristiwa utamaBuddha mengalihyakinkan Brahmin KasÄ«-Bhāradvāja dari Desa Ekānalā, dengan membabarkan Khotbah kepada KasÄ«-Bhāradvāja Pali KasÄ«-Bhāradvāja Sutta; menuju ke Kammasadamma di Negeri Kuru serta membabarkan Khotbah Besar/Panjang tentang Perhatian Penuh Pali Mahā-satipaį¹­į¹­hāna Sutta; Sankserta Maha-smį¹›tyupasthāna SÅ«tra dan Khotbah Besar/Panjang tentang Penyebab Pali Mahā-Nidāna Sutta; Sanskerta Mahā-Nidāna SÅ«tra. TAHUN KEDUA BELAS 577 SEU/517 SEU/34 SEB Tempat kediaman musim hujanVeraƱjā, di PaƱcāla. Peristiwa utamaSri Bhagavā memenuhi undangan seorang brahmin di VeraƱja untuk melewatkan kediaman musim hujan sana. Sayangnya, waktu itu terjadi bencana kelaparan di sana. Akibatnya, Sri Bhagavā dan para siswa-Nya hanya memperoleh makanan mentah yang biasanya diberikan kepada kuda yang dipersembahkan oleh sekelompok pedagang kuda. TAHUN KETIGA BELAS 576 SEU/516 SEU/33 SEB Tempat kediaman musim hujanBukit Batu Cadas Cālikā Pali Cālikāpabbata; Sankserta Cālikāparvata, di Ceti[4]. Peristiwa utamaSetelah melewati kediaman musim hujan, Sri Bhagavā menuju ke Kota Bhaddiya di Anga untuk mengalihyakinkan sang hartawan Mendaka beserta istrinya yaitu Candapadumā, putranya yaitu DhanaƱjaya, menantunya yaitu SumanadevÄ«, cucu putrinya yang berumur tujuh tahun yaitu Visākhā, serta pembantunya yaitu Punna; mengalihyakinkan SÄ«ha, seorang panglima di Vesali yang sekaligus merupakan pengikut Nigantha Nātaputta[5]; membabarkan Khotbah Besar/Panjang Nasihat kepada Rāhula Pali Mahā-rāhulovāda Sutta; Sanskerta Mahā-rāhulovāda SÅ«tra. TAHUN KEEMPAT BELAS 575 SEU/515 SEU/32 SEB Tempat kediaman musim hujanVihara Jetavana, di Savatthi, Kosala. Peristiwa utamaRāhula, putra dari Pangeran Siddhattha yang kini menjadi Buddha, menerima penahbisan lanjut dan menjadi bhikkhu; Sri Bhagavā membabarkan Khotbah Kecil/Singkat kepada Rāhula Pali CÅ«la-rāhulovāda Sutta; Sanskerta Kį¹£ulla-rāhulovāda SÅ«tra, Khotbah mengenai Bukit Semut Pali VammÄ«ka Sutta; Sanskerta ValmÄ«ka SÅ«tra dan Khotbah Pali SÅ«ciloma Sutta; Sanskerta SÅ«ciloma SÅ«tra. TAHUN KELIMA BELAS 574 SEU/514 SEU/31 SEB Tempat kediaman musim hujanVihara Nigrodha Pali Nigrodhārāma; Sanskerta Nyagrodhārāma di Hutan Kecil Pohon Jawi[6], di Kapilavatthu, Kosala. Peristiwa utamaWafatnya Raja Suppabuddha, ayah-mertua Pangeran Siddhattha Sri Buddha. TAHUN KEENAM BELAS 573 SEU/513 SEU/30 SEB Tempat kediaman musim hujanCetiya Aggālava, Kota ĀlavÄ«, di antara Sāvatthi Kosala dan Rājagaha Magadha. Peristiwa utamaSri Bhagavā menyelamatkan Ālavaka yang juga dikenal dengan nama Hatthaka. TAHUN KETUJUH BELAS 572 SEU/512 SEU/29 SEB Tempat kediaman musim hujanVihara Hutan Bambu Pali Veluvanāramā; Sanskerta Venuvanāramā, Kalandakanivāpa suaka alam tempat memberi makan tupai hitam, di dekat Rājagaha, Magadha. Peristiwa utamaBuddha membabarkan Khotbah Kemenangan Pali Vijaya Sutta; Sanskerta Vijaya SÅ«tra; membabarkan Khotbah Nasihat kepada Sigāla Pali Sigālovāda Sutta; Sanskerta SrĢ„gālovāda SÅ«tra, seorang perumah tangga muda Sigāla . TAHUN KEDELAPAN BELAS Sampai KESEMBILAN BELAS 571 – 570 SEU/511-510 SEU/28-27 SEB Tempat kediaman musim hujanBukit Batu Cadas Cālikā Pali Cālikāpabbata; Sankserta Cālikāparvata, di Ceti. Peristiwa utamaSri Bhagavā memberikan khotbah kepada seorang gadis penenun beserta ayahnya di Kota ĀlavÄ«; Sri Bhagavā mengalihyakinkan Kukkutamitta sang pemburu dan keluarganya. TAHUN KEDUA PULUH 569 SEU/509 SEU/26 SEB Tempat kediaman musim hujanVeluvanāramā, di dekat Rājagaha, Magadha. Peristiwa utamaBuddha menetapkan aturan-aturan Pārājika[7]; menunjuk Ananda sebagai pengiring tetap; pertemuan pertama dengan JÄ«vaka Komārabhacca; mengalihyakinkan Angulimāla; Sri Bhagavā dituduh atas pembunuhan SundarÄ«; meluruskan pandangan salah Brahmā Baka; menundukkan Raja Kobra Pali, Sanskerta Nāga Nandopananda. TAHUN KEDUA PULUH SATU SAMPAI KEEMPAT PULUH EMPAT 568-545 SEU/508-485/25-2 SEB Tempat kediaman musim hujanVihara Jetavana dan Vihara Pubba Pali Pubbārāma; Sanskerta Purvārāma di Sāvatthi, Kosalā. Peristiwa utamaKisah mengenai Raja Pukkusāti dari Gandhāra; Sri Bhagavā membabarkan Khotbah kepada Ambattha Pali Ambattha Sutta; Sanskerta Ambartha SÅ«tra di Desa Iccānanagala; penyerahan Vihara Pubba sebagai dana; wafatnya Raja Bimbisāra; Bhikkhu Devadatta berusaha membunuh Sri Bhagavā; menjinakkan Gajah Nālāgiri; Bhikkhu Devadatta menciptakan perpecahan di dalam Sangga; meninggalnya Bhikkhu Devadatta; pertemuan Sri Bhagavā dengan Raja Ajatāsattu Sanskerta Ajātaśatru; wafatnya Raja Pasenadi dari Kosala; membabarkan Khotbah mengenai Pertanyaan Sakka Pali Sakka PaƱha Sutta; Sanskerta Śakra Praśna SÅ«tra. TAHUN KEEMPAT PULUH LIMA 544 SEU/484 SEU/1 SEB Tempat kediaman musim hujanDesa Beluva/Veluva Pali Beluvagāma; Sanskerta Veluvagrāma, di dekat Vesāli, VajjÄ«. Peristiwa utamaBuddha mengalihyakinkan Upāli Gahapati, siswa utama Nigantha Nātaputta; membabarkan ketujuh kondisi kesejahteraan bagi para penguasa dunia dan para bhikkhu; menyampaikan ceramah Cermin Dhamma Pali Dhammādāsa dhammapariyāya; Sanskerta Dharmādarśa Dharmaparyāya; menerima Hutan Mangga Pali Ambapālivana; Sanskerta Amrapālivana dari AmbapālÄ« sebagai persembahan dana; wafatnya Sāriputta dan Moggallāna; Sri Bhagavā sakit keras; membabarkan Empat Sumber Acuan Utama Pali Cattāro Mahāpadesā; Sankserta Catu Mahāpadeśa; menyantap SÅ«karamaddava[8] yang dipersembahkan oleh Cunda Kammāraputta Sanskerta Kārmāraputra – Putra Pandai Besi di Pāvā, Mallā ; menerima petapa kelana Subhadda sebagai siswa terakhir. KEGIATAN SEHARI-HARI SRI BHAGAVĀ Selama empat puluh lima tahun Sri Bhagavā membabarkan Dhamma dengan semangat. Dan setiap hari Ia melakukan kegiatan rutin-Nya tanpa mengenal jenuh. Kegiatan harian yang dilakukan Sri Bhagavā bisa dibagi ke dalam lima sesi, yaitu 1 kegiatan pagi pure-bhatta kicca, 2 kegiatan siang pacchā-bhatta kicca, 3 kegiatan waktu jaga pertama malam purimāyāma kicca, 4 kegiatan waktu jaga pertengahan malam majjhimāyāma kicca, dan 5 kegiatan waktu jaga terakhir malam pacchimāyāma kicca. Kegiatan Pagi sekitar pukul – Sri Bhagavā bangun pukul kemudian setelah mandi Ia bermeditasi selama satu jam. Setelah itu pada pukul Beliau memindai dunia dengan Mata Buddha-Nya untuk melihat siapa yang bisa Ia bantu. Pukul Sri Bhagavā menata jubah bawah, mengencangkan ikat pinggang, mengenakan jubah atas, membawa mangkuk dana-Nya, lalu pergi menuju ke desa terdekat untuk menerima dana makanan. Terkadang Sri Bhagavā melakukan perjalanan untuk menuntun beberapa orang ke jalan yang benar dengan kebijaksanaan-Nya. Setelah menyelesaikan makan sebelum tengah hari, Sri Bhagavā akan membabarkan khotbah singkat; Ia akan mengukuhkan sebagian pendengar dalam Tiga Pernaungan. Kadang Ia memberikan penahbisan bagi mereka yang ingin memasuki Persamuhan. Kegiatan Siang sekitar pukul – Pada waktu ini, biasanya digunakan oleh Sri Bhagavā untuk memberikan petunjuk kepada para bhikkhu dan untuk menjawab pertanyaan dari para bhikkhu. Setelah itu Sri Bhagavā akan kembali ke bilik-Nya untuk beristirahat dan memindai seisi dunia untuk melihat siapa yang memerlukan pertolongan-Nya. Lalu, menjelang senja, Sri Bhagavā menerima para penduduk kota dan desa setempat di aula pembabaran serta membabarkan khotbah kepada mereka. Saat Sri Bhagavā membabarkan Dhamma, masing-masing pendengar, walaupun memiliki perangai yang berlainan, berpikir bahwa khotbah Sri Bhagavā ditujukan secara khusus kepada dirinya. Demikianlah cara Sri Bhagavā membabarkan Dhamma, yang sesuai dengan waktu dan keadaannya. Ajaran luhur dari Sri Bhagavā terasa menarik, baik bagi khalayak ramai maupun kaum cendekia. Kegiatan Waktu Jaga Pertama Malam sekitar pukul – Setelah para umat awam pulang, Sri Bhagavā bangkit dari duduk-Nya pergi mandi. Setelah mandi, Sri Bhagavā mengenakan jubah-Nya dengan baik dan berdiam sejenak seorang diri di bilik-Nya. Sementara itu, para bhikkhu akan datang dari tempat berdiamnya masing-masing dan berkmpul untuk memberikan penghormatan kepada Sri Bhagavā. Kali ini, para bhikkhu bebas mendekati Sri Bhagavā untuk menghilangkan keraguan mereka, untuk meminta nasihat-Nya mengenai kepelikan Dhamma, untuk mendapatkan objek meditasi yang sesuai, dan untuk mendengarkan ajaran-Nya. Kegiatan Waktu Jaga Pertengahan Malam sekitar pukul – Rentang waktu ini disediakan khusus bagi para makhluk surgawi seperti para dewa dan brahma dari sepuluh ribu tata dunia. Mereka mendekati Sri Bhagavā untuk bertanya mengenai Dhamma yang selama ini tengah mereka pikirkan. Sri Bhagavā melewatkan tengah malam itu sepenuhnya untuk menyelesaikan semua masalah dan kebingungan mereka. Kegiatan Waktu Jaga Terakhir Malam sekitar pukul – Rentang waktu ini dipergunakan sepenuhnya untuk Sri Bhagavā sendiri. Pukul sampai Sri Bhagavā berjalan-jalan untk mengurangi penat tubuh-Nya yang menjadi kaku karena duduk sejak fajar. Pukul sampai dengan perhatian murni, Ia tidur di sisi kanan-Nya di dalam Bilik Harum-Nya Gandhakuti[9]. Pada pukul sampai Sri Bhagavā bangkit dari tidur, duduk bersilang kaki dan bermeditasi menikmati Nibbāna. Demikianlah kegiatan harian yang dilakukan oleh Sri Bhagavā, yang Ia lakukan sepanjang hidup-Nya. Catatan [1] Vihāra atau vihara dibaca wihara secara harfiah berarti tempat tinggal. Sering disebut juga dengan saį¹…ghārāma atau ārāma Indonesia asrama, merupakan bangunan yang dipergunakan oleh para bhikkhu dan bhikkhunÄ« untuk menetap hanya pada masa berdiam musim hujan. Istilah Indonesia untuk ā€œbiaraā€ berasal dari kata vihāra.[2] Pātimokkha juga merupakan istilah untuk kode atau peraturan dasar disiplin keviharaan baca kewiharaan untuk para bhikkhu dan bhikkhunÄ«.[3] Abhidhamma Sanskerta Abhidharma, dari kata abhi- penguasaan, terhadap, lanjut dan dhamma/dharma ajaran, kebenaran. Abhidhamma bisa diterjemahkan sebagai Penguasaan Dhamma atau Ajaran Lanjut.[4] Ceti atau Cetiya Sanskerta Chedi merupakan salah satu dari 16 Mahājanapada Negara Besar, yang lainnya KāsÄ«, Kosala, Anga, Magadha, Vajji, Mallā, Vamsā, Kuru, PaƱcāla, Macchā, SÅ«rasena, Assaka, AvantÄ«, Gandhāra dan Kamboja.[5] Sanskerta Nirgrantha Nathaputra. Juga dikenal dengan nama Mahavira atau Vardhamana, merupakan seorang guru aliran Nigantha/Nirgrantha atau Jain.[6] Pohon banyan India Pali Nigrodha; Sanskerta N’yagrōdha; Latin Ficus benghalensis.[7] Peraturan mengenai pelanggaran yang serius, berat, yang tidak dapat diperbaiki, dan menyebabkan pelanggarnya dikeluarkan dari kebhikkhuan.[8] SÅ«karamaddava Sanskerta SÅ«karamārdava, adalah nama dari sejenis makanan. Hingga sekarang, jenis makanan ini masih belum diketahui secara pasti. Secara harfiah berasal dari kata sÅ«kara babi dan maddava lunak. Menurut DÄ«gha Nikāya Atthakathā kitab komentar, SÅ«karamaddava atau daging babi lunak adalah daging dari seekor babi yang tidak terlalu muda atau terlalu tua, yang sudah tersedia pavattamaṃsa dan tidak dibunuh khusus untuk Sri Bhagavā; sebagian ahli menafsirkannya sebagai beras lunak yang ditanak dengan lima macam makanan olahan dari sapi; sebagian ahli lainnya mengatakan bahwa makanan tersebut adalah makanan khusus yang dipersiapkan dengan ramuan tertentu yang disebut rasāyana yang lezat dan sangat bergizi, dan sementara sebagian ahli lainnya mengatakan bahwa makanan tersebut adalah tumbuhan jamur yang digemari oleh babi.[9] Gandhakuti secara harfiah dari kata ā€œgandhaā€ harum dan ā€œkutiā€ bilik, pondok. DAFTAR ISI PendahuluanKelahiran dan Kehidupan Istana Pangeran SiddhatthaPelepasan Keduniawian Pangeran SiddhatthaKehidupan Petapa GotamaPencerahan AgungPemutaran Roda DhammaEmpat Puluh Lima Tahun Membabarkan DhammaPerjalanan Terakhir Buddha GotamaMahaparinibbana Buddha Gotama Akubertekad akan melatih diri menghindari pencurian/mengambil barang yang tidak diberikan. Aku bertekad akan melatih diri menghindari melakukan perbuatan asusila. Aku bertekad akan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Terjemahan dariDhammacakkappavattana Sutta Indonesia Khotbah Mengenai Pemutaran Roda Dhamma Inggris Setting in Move the Wheel of the Dharma, Promulgation of the Law Sutra, The First Turning of the Bicycle, The Four Noble Truths Sutra Pali Dhammacakkappavattana Sutta Sanskerta Dharmacakrapravartana SÅ«tra ą¤§ą¤°ą„ą¤®ą¤šą¤•ą„ą¤°ą¤Ŗą„ą¤°ą¤µą¤°ą„ą¤¤ą¤Øą¤øą„‚ą¤¤ą„ą¤° Tionghoa 轉法輪經, č½¬ę³•č½®ē» Jepang č»¢ę³•č¼ŖēµŒ Korea ģ“ˆģ „ė²•ė„œź²½ Myanmar Myanmar Khmer įž’įž˜įŸ’įž˜įž…įž€įŸ’įž€įž”įŸ’įž”įžœįžįŸ’įžįž“įžŸįž¼įžįŸ’įžšThormmachakkappavorttanak Sot Daftar Istilah Buddhis lihat bicara sunting Dhammacakkappavattana Sutta Pali; Sanskerta Dharmacakra Pravartana SÅ«tra; bahasa Indonesia Khotbah Mengenai Pemutaran Roda Dhamma adalah sebuah sutta berisi khotbah pertama yang dibabarkan oleh Buddha Gautama setelah mencapai Pencerahan Sempurna kepada lima orang petapa di Taman Rusa di Isipatana pada hari purnama bulan Āsāḷha, tahun 588 SM. Kelima petapa tersebut adalah KondaƱƱa, Vappa, Bhaddiya, Mahānāma, dan Assaji, yang kemudian dikenal sebagai lima siswa pertama Buddha.[1] Setelah mendengarkan khotbah ini, kelima petapa tersebut Latar belakang [sunting sunting sumber] Lihat pula [sunting sunting sumber] Referensi [sunting sunting sumber] Sumber [sunting sunting sumber] Sumber cetakan [sunting sunting sumber] Bacaan lebih lanjut [sunting sunting sumber] Pranala luar [sunting sunting sumber] Jelaskan Tentang Khotbah Ketiga Yang Diberikan Oleh Buddha Latar belakang [sunting sunting sumber] Pada minggu ketujuh setelah mencapai Pencerahan Sempurna, pada hari ke-50 pagi hari, setelah berpuasa selama tujuh minggu, dua orang pedagang, Tapussa dan Bhallika lewat di dekat tempat Sang Buddha sedang duduk bermeditasi di bawah pohon Rajayatana. Mereka menghampiri Buddha dan mempersembahkan makanan dari beras dan madu. Setelah Tapussa dan Bhallika melanjutkan perjalanannya, Buddha merenung apakah Dhamma yang ditemukannya akan diajarkan kepada khalayak ramai atau tidak, sebab Dhamma itu dalam sekali dan sulit untuk dimengerti sehingga timbul perasaan enggan dalam diri Buddha untuk mengajar Dhamma.[2] Kesulitan umat manusia untuk memahami Dhamma yang sudah dicapai oleh Buddha dinyatakannya dalam syair berikut[3] Susah payah kupahami Dhamma Tidak perlu membabarkan sekarang Yang sulit dipahami mereka yang serakah dan benci Orang diselimuti kegelapan takkan mengerti Dhamma Dhamma menentang arus sulit dimengerti Dhamma sangat dalam, halus, dan sukar dirasakan Setelah itu, Buddha memutuskan untuk tidak membabarkan Dhamma yang ditemukannya karena menyadari Dhamma ini sangat sulit dimengerti manusia yang masih diliputi kegelapan batin. Sewaktu Buddha merenungkan demikian, pikirannya condong pada hidup nyaman, bukan mengajar Dhamma. Brahma Sahampati yang membaca pikiran Buddha, lalu berpikir, ā€œAduh, dunia ini sudah selesai! Aduh, dunia ini segera musnah, karena Sang Tathāgata, Sang Arahanta, Yang telah mencapai Penerangan Sempurna, condong pada hidup nyaman, bukan mengajar Dhamma.ā€[three] Kemudian Brahma Sahampati, turun dari Brahmaloka dan berdiri di hadapan Buddha. Setelah memberi penghormatan kepada Buddha, Brahma Sahampati berkata kepadanya, ā€œSemoga Sang Tathagata, demi belas kasih kepada para manusia, berkenan mengajar Dhamma. Dalam dunia ini terdapat juga orang-orang yang sedikit dihinggapi kekotoran batin dan mudah mengerti Dhamma yang akan diajarkan.ā€ Dengan mata dewa, Buddha dapat mengetahui bahwa memang ada orang-orang yang tidak lagi terikat kepada hal-hal duniawi dan mudah mengerti Dhamma. Karena itu Buddha mengambil ketetapan hati untuk mengajar Dhamma demi belas kasihnya kepada umat manusia.[ii] Buddha menyatakan persetujuannya dengan berkata, ā€œPintu menuju tiada kematian, Nibbāna, sekarang telah terbuka. Akan kubabarkan Dhamma kepada semua makhluk agar mereka yang memiliki keyakinan dan pendengaran yang baik bisa sama-sama memetik manfaatnya.ā€[4] Lihat pula [sunting sunting sumber] Dharmacakra Pencerahan Empat Kebenaran Mulia Jalan Tengah Jalan Utama Berunsur Delapan Sarnath Taṇhā Tiga Corak Umum Referensi [sunting sunting sumber] ^ ā€œPemutaran Roda Dhammaā€. Diakses tanggal 15 Juni 2020. ^ a b Maha Pandita Sumedha Widyadharma 1999. ā€œRiwayat Hidup Buddha Gotama – Bab Two – Pelepasan Agungā€. Samaggi Phala. Diakses tanggal 16 Juni 2020. ^ a b Karsan, Sulan 2016. ā€œPemutaran Roda Dhammaā€. Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti PDF. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. hlm. nineteen. ISBN 978-602-282-944-vii. Diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2020-02-fifteen. Diakses tanggal xvi Juni 2020. ^ Ashin Kusaladhamma Maret 2015. ā€œPemutaran Roda Dhammaā€. Kronologi Hidup Buddha. Yayasan Satipaį¹­į¹­hāna Indonesia dan Ehipassiko Foundation. hlm. 167-176. Diakses tanggal 21 Juli 2020. Sumber [sunting sunting sumber] Sumber cetakan [sunting sunting sumber] Kanon Pali Bhikkhu Bodhi penerjemah 2000, The Continued Discourses of the Buddha A New Translation of the Samyutta Nikaya, Boston Wisdom Publications, ISBN 0-86171-331-one Bhikkhu Nanamoli penerjemah 1995, The Heart Length Discourses of the Buddha A New Translation of the Majjhima Nikaya, Boston Wisdom Publications, ISBN 0-86171-072-X Guru Buddhis Anandajoti Bhikkhu trans. 2010. The Earliest Recorded Discourses of the Buddha from Lalitavistara, Mahākhandhaka & Mahāvastu. Kuala Lumpur Sukhi Hotu. Likewise available on-line. Sumedho, Ajahn 2002, The Iv Noble Truths, Amaravati Publications Sucitto, Ajahn 2010, Turning the Wheel of Truth Commentary on the Buddha’s First Instruction, Shambhala Dhamma, Ven. Dr. Rewata 1997, The First Discourse of the Buddha, Wisdom, ISBN 0-86171-104-one Geshe Tashi Tsering 2005, The Four Noble Truths The Foundation of Buddhist Idea, Volume I, Wisdom, Kindle Edition Gethin, Rupert 1998, Foundations of Buddhism, Oxford Academy Press Goldstein, Joseph 2002, Ane Dharma The Emerging Western Buddhism, HarperCollins Thich Nhat Hanh 1991, Old Path White Clouds, Parallax Press Thich Nhat Hanh 1999, The Centre of the Buddha’s Teaching, Three River Printing Thich Nhat Hanh 2012, Path of Compassion Stories from the Buddha’s Life, Parallax Press Rahula, Walpola 2007, What the Buddha Taught, Grove Printing, Kindle Edition Sekunder Anderson, Ballad 2001, Pain and Its Ending The Four Noble Truths in the Theravada Buddhist Catechism, Motilall Banarsidas Bronkhorst, Johannes 1993, The Two Traditions of Meditation in Ancient India, Motilal Banarsidass Publ. Cohen, Robert S. 2006, Across Enlightenment Buddhism, Religion, Modernity, Routledge Cousins, 2001, ā€œReview of ā€œPain and its Ending The Four Noble Truths in the Theravada Buddhist Canonā€ PDF, Journal of Buddhist Ethics, eight 36–41 Davidson, Ronald Yard. 2003, Indian Esoteric Buddhism, Columbia University Press, ISBN 0-231-12618-ii Gethin, Rupert 1998, Foundations of Buddhism, Oxford University Printing Gombrich, Richard 1988, repr. 2002. Theravada Buddhism A Social History from Aboriginal Benares to Mod Colombo. London Routledge. ISBN 0-415-07585-8. Gombrich, Richard F. 1997, How Buddhism Began The Conditioned Genesis of the Early Teachings, Routledge, ISBN 978-1-134-19639-5 Harvey, Peter 1990, Introduction to Buddhism, Cambridge University Printing Lopez Jr, Donald S 1995, Buddhism in Practice PDF, Princeton University Press, ISBN 0-691-04442-2 Norman, 1982. ā€œThe Four Noble Truths a problem of Pali syntaxā€ in Hercus et al. ed., Indological and Buddhist Studies Volume in Honour of Professor west. de Jong on his Sixtieth Birthday. Canberra, pp. 377–91. Norman, 2003, ā€œThe Four Noble Truthsā€, Norman Collected Papers Ii PDF Schmithausen, Lambert 1981, On some Aspects of Descriptions or Theories of Liberating Insight’ and Enlightenment’ in Early Buddhismā€. In Studien zum Jainismus und Buddhismus Gedenkschrift für Ludwig Alsdorf, hrsg. von Klaus Bruhn und Albrecht Wezler, Wiesbaden Sharf, Robert H. 1995, ā€œBuddhist Modernism and the Rhetoric of Meditative Feelā€ PDF, NUMEN, 42, diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2019-04-12, diakses tanggal 2017-05-06 Sharf, Robert H. 2000, ā€œThe Rhetoric of Experience and the Study of Religionā€ PDF, Journal of Consciousness Studies, 7 eleven-12 267–87, diarsipkan dari versi asli PDF tanggal 2013-05-xiii, diakses tanggal 2017-05-06 Vetter, Tilmann 1988, The Ideas and Meditative Practices of Early Buddhism, BRILL Warder, 1999, Indian Buddhism, Delhi Bacaan lebih lanjut [sunting sunting sumber] Keilmuan Anderson, Carol 2001, Pain and Its Ending The Four Noble Truths in the Theravada Buddhist Canon, Motilall Banarsidas Analayo, Five 2012. The Chinese Parallels to the Dhammacakkappavattana-sutta ane, Journal of the Oxford Centre for Buddhist Studies 3, 12-46 Analayo, Five 2013. The Chinese Parallels to the Dhammacakkappavattana-sutta ii, Periodical of the Oxford Centre for Buddhist Studies 5, nine-41 Komentar dalam bahasa Inggris Ajahn Sucitto 2010, Turning the Wheel of Truth Commentary on the Buddha’southward First Instruction, Shambhala Bhikkhu Pesala, An Exposition of the Dhammacakka Sutta Mahasi Sayadaw 1996–2012, Discourse on the Wheel of Dharma Ven. Dr. Rewata Dhamma 1997, The First Soapbox of the Buddha, Wisdom, ISBN 0-86171-104-1. Pranala luar [sunting sunting sumber] Wikisource memiliki naskah asli yang berkaitan dengan artikel ini Saṃyutta Nikāya 56. Kelompok Khotbah tentang Kebenaran-kebenaran 11. Memutar Roda Dhamma terjemahan Dhammacakkappavattana Sutta dalam bahasa Indonesia oleh Indra Anggara Saṃyutta Nikāya Dhammacakkappavattana Sutta Setting the Wheel of Dhamma in Move diterjemahkan dari bahasa Pali oleh Bhikkhu Thanissaro Bhikkhu dengan pranala ke terjemahan alternatif. Versi terjemahan Saṃyukta Āgama dalam bahasa Inggris Dhammacakkappavattana Sutta baca dengan keras buku berbicara oleh Guy Armstrong Veris Pāli Romanisasi dengan terjemahan bahasa Inggris Analisis semantik kata demi kata dengan terjemahan di samping Sebuah Eksposisi dari Dhammacakka Sutta oleh Bhikkhu Pesala
Beberapahal yang perlu diketahui tentang Pentakosta Perjanjian Lama ini: 1)Ini adalah hari ke 50 setelah Paskah (ini Paskah Perjanjian Lama)/Passover (hari bebasnya bangsa Israel dari Mesir (bdk. dengan Ul 16:1 tentang Paskah Perjanjian Lama ini). 2)Adalah hari untuk memperingati 2 hal, yaitu: a)Pemberian 10 Hukum Tuhan. b)Perayaan syukur
33 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 4. Sutta tentang semua dalam Keadaan Terbakar bercerita tentang hal-hal yang terbakar kecuali . . . . a. mata c. kulit b. bentuk d. kesadaran 5. Yasa anak seorang pedagang yang kaya dan selalu berpesta siang dan malam, tetapi ternyata dia merasakan . . . . a. selalu gembira c. selalu sedih b. sangat bangga d. jemu B. Berikan jawaban secara singkat dan jelas. 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan lima Khandha. 2. Jelaskan tentang khotbah ketiga yang diberikan oleh Buddha. 3. Mengapa Yasa merasa jijik pada kehidupan sehari-harinya? 4. Apa misi 60 Arahat murid Buddha yang diperintahkan Buddha mengembara sendiri-sendiri ke seluruh penjuru? 5. Ceritakanlah cara upasampada bhikkhu pada zaman Buddha hidup. 34 Kelas VII SMP Agama Buddha dan Umat Buddha IV Bab A. Kriteria Agama Buddha di Indonesia Pada Kongres Umat Buddha Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 8 Mei 1979 di Yogyakarta, ditetapkan kriteria agama Buddha Indonesia, yaitu seperti berikut. 1. Tuhan Yang Maha Esa. Umat Buddha dari berbagai tradisi menyebut Tuhan Yang Maha Esa dengan sebutan yang berbeda-beda seperti Sang Hyang Adi Buddha, Hyang Buddha, Yang Esa, Tuhan Yang Esa, atau Tuhan Yang Maha Esa. 2. TriratnaTiratana adalah Buddha, Dharma, dan Sangha. 3. TrilakhanaTilakhana adalah Anicca, Dukkha, dan Anata. 4. Catur Ariya SatyaniCattari Arya Saccani adalah Dukkha, Sebab Dukkha, Lenyapnya Dukkha, dan Jalan menuju lenyapnya Dukkha. 5. Pratitya SamutpadaPaticcasamuppada adalah 12 mata rantai sebab akibat. 6. KarmaKamma adalah perbuatan yang dilakukan oleh pikiran, ucapan maupun badan jasmani. 7. PunarbhavaPunnabhava adalah kelahiran kembali. 8. NirvanaNibbana adalah kondisi yang sudah terbebas dari roda samsara dan Dukkha. 9. BodhisattvaBodhisatta adalah Calon Buddha. Releksi Agama Buddha di Indonesia memiliki kriteria sendiri sesuai dengan falsafah Negara Indonesia, Pancasila, bahwa setiap agama yang diakui oleh negara harus berketuhanan Yang Maha Esa. Agama Buddha menggunakan Udana VIII sebagai konsep ketuhanan dan menyebut nama Tuhan dengan berbagai sebutan antara lain Sanghyang Adi Buddha. Bisakah kamu merasakan keberadaan Tuhan Yang Maha Esa? Ceritakan bagaimana caranya jika kamu ingin merasakan adanya Tuhan. Cobalah kamu lakukan dan rasakan ketenangan sehabis kamu melaksanakan meditasi. 35 Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti B. Tingkat Kerohanian Umat Buddha
KategoriKedua: Bagi agama-agama lain yang belum dikenal, misalnya Yahudi, Shinto, Taoisme, dll, tidak dilarang dan mereka ā€œmendapat jaminan penuh seperti yang diberikan oleh pasal 29 ayat [2
Kumpulan contoh soal pelajaran Pendidikan Agama Buddha kelas 7 SMP - Soal Pendidikan Agama Buddha Kelas 7 SMP ini terdiri dari 40 soal pilihan ganda, dan 40 soal soal Pendidikan Agama Buddha ini ditujukan bagi para pelajar atau perserta didik untuk membantu proses belajar atau mempersiapkan diri dalam menghadapi tes sekolah seperti ulangan, UTS, UAS, UKK, atau ujian sekolah lainnya. Kumpulan soal ini juga ditujukan bagi para guru atau pendidik dan mahasiswa sebagai sarana referensi atau sebagai contoh pembuatan soal dan digunakan sebaik mungkin untuk menunjang proses PILIHAN GANDA1. Buddha berdiam di kamar batu permata yang diciptakan- Nya dan bermeditasi Abhidhamma pada Minggu ke....a. satub. duac. tigad. empat2. Selama Minggu ketujuh, Buddha bermeditasi dibawah pohon Rajayatana. Pada hari yang ke 50 setelah puasa Buddha ada dua orang pedagang yang mempersembahkan makanan dari beras dan madu, orang tersebut adalah ...a. Sariputra dan Moggalanab. Tapussa dan Bhallikac. Sujata dan Anatapindikhad. Yasa dan Ayahnya3. Selama Minggu pertama, Buddha duduk bermeditasi di bawah pohon Bodhi dan menikmati keadaan yang terbebas sama sekali dari gangguan–gangguan batiniah, sehingga batin-Nya tenang sekali dan penuh kedamaian. Keadaan ini adalah keadaan ...a. jhana b. abhinna c. surgad. nibbana4. Sebagai ungkapan rasa terima kasih dan penghargaan kepada pohon yang telah memberi–Nya tempat untuk berteduh sewaktu berjuang mencapai tingkat Buddha, yang dilakukan oleh Buddha pada Minggu kedua adalah ....a. bermeditasi di bawah pohon bermeditasi di hutan berdiri di dekat pohon Bodhi memandangi tanpa berkedip selama bersujud kepada pohon Bodhi sebagai ungkapan terima kasih selama Untuk menyakinan para dewa–dewa di surga yang masih meragukan apakah benar Beliau telah mencapai penerangan Sempurna yang dilakukan oleh Buddha adalah ....a. menciptakan kamar batu permata yang tembus mengeluarkan sinar aura yang tidak bias dihalangi oleh berjalan mondar – mandir di atas jembatan emas yang berjalan di atas Buddha awalnya tidak berniat mengajarkan ajaranNya karenaa. Ajaran Beliau bersifat ilmu batin Ajaran Beliau sudah umum diketahui orang Sudah banyak orang suci di India zaman Ajaran Beliau sangat sulit dipahami oleh orang yang batinnya Yang mengingatkan Buddha agar tetap mau mengajarkan ajarannya adalaha. Dewa Brahmab. Maha Brahmac. Brahma Viharad. Brahma Sahampati8. Setelah berjanji akan mengajarkan ajarannya Beliau pertama kali akan mengajarkan kepadaa. Udaka Ramaputrab. Udaka Kalamac. Alara Kalamad. Alara Ramaputra9. Khotbah kedua diberikan Buddha kepadaa. Lima pertapab. Yasac. Ayah Yasad. Tapussa dan Ballika10. Setelah kelima pertapa bersedia mendengarkan khotbahNya, Buddha memberikan khotbahnya yang dikenal dengan .....a. Sigalovada Suttab. Manggala suttac. Anattalakhana Suttad. Dhammacakkappavatthana Sutta11. Salah satu kriteria agama Buddha di Indonesia adalah .....a. adanya arahatb. adanya hukum Kesunyataanc. adanya kebenarand. adanya Bodhisatva12. Atthi ajatam abhutam akatam asamkatam adalah bukti bahwa agama Buddha mengakui adanya ....a. Nibbanab. Boddhisatvac. Tuhan Yang Maha Esad. Hukun Karma13. Seorang Boddhisatta mempunyai kesadaran Buddha yang disebut juga .....a. Bodhisatvab. Bodhic. Bodhicittad. Arahat14. Hukum Kebenaran Mulia yang ketiga adalah ....a. Jalan menuju lenyapnya Dukkhab. Lenyapnya Dukkhac. Sebab Dukkhad. Dukkha15. Bagian dari hukum yang menjelaskan tentang adanya kondisi yang tidak kekal, tanpa aku dan tanpa inti disebuat ....a. Hukum karmab. Punarbhavac. Hukum Tilakhanad. Hukum empat Kebenaran Mulia16. Salah satu syarat umat Buddha menjadi samanera adalah . .a. tidak memerlukan izin dari orang tuab. tidak cacat mentalc. boleh tidak memiliki jubahd. boleh memiliki hutang17. Para anggota Bhikkhu sangha disebut juga.....a. Gharavasab. Samanera c. pabbajitad. samaneri18. Sedangkan kelompok umat Buddha perumah tangga disebut juga ...a. Gharavasa b. Samanera c. pabbajitad. samaneri19. Umat Buddha laki – laki yang telah menyatakan dirinya berlindung pada Triratna disebut ....a. Upasaka b. Samanera c. pabbajitad. samaneri20. Sila yang harus dijalankan oleh seorang samanera berjumlah?a. 5 b. 8 c. 10d. 22721. Pancasila Buddhis adalah lima latihan moral yang dilaksanakan oleh....a. Bhikkhub. Samanerac. Samanerid. Upasaka -upasika22. Sila pertama Pancasila Buddhis merupakan kehendak atau tekad untuk menghindari . . . .a. mengonsumsi dagingb. mengambil barang milik orang lainc. menggosip dengan temand. penganiayaan makhluk hidup23. Meningkatnya pecandu narkoba dan obat terlarang merupakanbentuk pelanggaran terhadap sila ke . . . .a. 5 b. 4 c. 3d. 224. Pelanggaran sila pertama pancasila Buddhis dapat dicegah dengan mengembangkan ....a. Samma ajivab. Metta karunac. saccad. sati sampajanna25. Memiliki sikap selalu ingat dan waspada berarti telah memiliki sikap .....a. sati – sampajana b. metta karuana c. saccad. samma ajiva26. Pancadhamma disebut sebagai sila yang ....a. Aktifb. Pasifc. Menengahd. kecil27. Metta – karuna berkaitan dengan sila ke .... Pancasilaa. Satub. Duac. Tigad. empat28. Pencaharian benar disebut juga ....a. Metta- karunab. Santhutic. Samma ajivad. sacca29. Penahanan diriterhadap nafsu keinginan disebut juga ....a. Metta – karunab. Santhutic. Saccad. kamasavara30. Benar dan perbuatan, ucapan dan pikiran disebut ....a. Metta – karunab. Santhutic. Saccad. kamasavara31. Perubahan yang terjadi pada remaja yang paling menonjol dipengaruhi oleh ....a. orang tuab. keluargac. lingkungand. teman32. Agar terhindar dari pergaulan yang salah kita renungkan dan laksanakan sabda Buddha dalam Dhammapada gatha ...a. 328b. 329c. 330d. 33133. Pergaulan bebas dapat melanggar sila pancasila buddhis sila ke .....a. 5b. 4c. 3d. 134. Sutta yang membahas ttg kemerosotan atau keruntuhan spiritual adalah ....a. Karaniyametta Suttab. Parabhava Suttac. Sigalovada Suttad. Dhammacakhapavathana sutta35. Sahabat yang harus kita miliki adalah sahabat baik. Sahabat baik disebut juga ....a. Akalyanamittab. Kalyanamittac. Paramittad. Sad Paramitta36. Karena manusia mahkluk saling membutuhkan satu sama yang lainnya, maka manusia disebut sebagai makhluk ....a. Individub. mandiric. Sociald. berbudaya37. Pengertian pergaulan menurut Kamus bahasa Indonesia adalah ....a. Adanya hubungan antar manusiab. Pergaulan yang berpedoman pada agamac. Hal bergaul dalam hidup bermasyarakatd. Hubungan yang serasi antara teman38. Keadaan yang dimulai dengan adanya kehendak dari seseorang untuk berpantang disebut ....a. Adhita b. Nekhama c. Danad. sila39. Sutta yang berisi wejangan Buddha kepada Sigala terdapat dalam Sutta ....a. Karaniyametta Suttab. Nidhikhandhaka Suttac. Manggal Suttad. Sigalovada Sutta40. Ada empat dorongan yang membuat seseorang melakukan kejahatan antara lain...a. Kebodohanb. Kepandaianc. Kecemasand. KekwatiranKumpulan Contoh Soal Semua Pelajaran SMP/MTs BukaSOAL ESSAYJelaskan arti warna-warna sinar yang terpancar dari tubuh Buddha!Orang yang mempersembahkan bubur susu kepada Pangeran Siddharta sebelum Beliau mencapai Penerangan Sempurna adalahSetelah Bodhisattva Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Sempurna, Beliau menghabiskan waktu menikmati kebahagiaan selama . . . .Sepanjang minggu pertama, Buddha meresapi Kebahagiaan Kebebasan dengan sikap . . .Salah satu yang perlu dihancurkan dalam diri sendiri agar penderitaan dapat dilenyapkan adalahMengapa Buddha ragu-ragu untuk mengajarkan ajarannya?Apa manfaat bagi Tapussa dan Ballika kalau mereka mempersembahkan tepung dan madu kepada Buddha?Mengapa mula-mula lima pertapa teman bertapa Pangeran Sidharta tidak mau menyambut kedatangan Buddha di hutan Uruvela?Jelaskan yang dimaksud dengan lima tentang khotbah ketiga yang diberikan oleh 6 kriteria agama Buddha !Tuliskan unsur–unsur yang ada dalam Paticcasammupada !Apakah Boddhisatva itu ?Kelahiran mahkluk melalui kandungan disebut juga ?Tujuan akhir umat Buddha adalah?Jelaskan tujuan orang menganut suatu agama?Tuliskan syarat – syarat menjadi samanera !Jelaskan tugas-tugas yang harus dilakukan sebagai umat awam terhadap para pabbajita?Sila yang dijalankan oleh Bhikku Theravada ada ..... silaSila yang dijalankan oleh Bhikkuni mahayana ada ..... silaJelaskan manfaat umat Buddha melaksanakan sila kelima dalam kehidupan sehari-hari !Apakah yang termasuk dalam Pancadharma?Bagaimana hubungan Pancadharma dan Pancasila Buddhis?Yang merupakan sila yang bersifat aktif adalah?Menahan diri dari hawa nafsu disebut juga?Apakah yang dimaksud dengan pancadhamma ?Tuliskan yang termasuk pancadhamma !Sati sampajanna artinya?Puas dengan apa yang dimiliki disebut juga?Jelaskan hubungan pancasila dan pancadhamma !Hiri artinya?Ottappa artinya?Pergaulan bebas dalam agama Buddha disebut pelanggaran?Hal – hal apakah yang menyebabkan kemerosotan?Mengapa remaja masa kini ada yang terjejak dalam pergaulan salah ?Apakah yang dimaksud dengan pergaulan Buddhis ?Tuliskan syarat – syarat dari ucapan benar !Apakah permulaan dari batin yang luhur ?Buddha berkhotbah Sigalovada Sutta ketika berada di?Sebutkan makna enam arah yang dipuja oleh Sigalo!Contoh Soal Pelajaran PA Buddha Kelas 7 SMPSumber Buku PA Buddha Kelas 7 SMP
ኔለσիсէ Ī“ŃƒŃ€Õ‰įŠŸŠ“įŠ¬ Ń€ŃĪµÕ®ŃÕ¢įŒ¢Ī¹ŠæŠµįŒ¤Õ„Š¶ аλиጣ ŠŗįŠ­Õ¦Õ”į‰øĪµŠ£Š¶įŒ§ŠæÖ‡Ļ‡Š¾Õ±Š°į‹‹ Š³Š»į‹ŽŠ½ŠøŠ·į‹©Õ¬ÕØŠ² еврՄ
Š˜Ī»Š¾ÕµÖ…Õ² ւ ŠµįŒµįŒ²Š½Õ«Ń„Ī„Õ¢ŠøŠ»Õ«Ī¾Š° Š²ŃŃÕ°ŠøĪ“ŠĪ“Õ§ŃŠ» Õ­Ń‰ŃƒĪ½į‚Š§ ÕæŃƒįŒ¦ŠµĪ½į‹¢ŠæŃ€Š°
ШоսаГጤժуյ Ī²įŠ‘ įˆŽÕØĪ¶įˆ¦Ī·ĪµįŠ‘Ļ…ŠæŃŽ Õ½Õ«Õ¶ŠøŃ…į‹‘Õ¢ŃįˆŽŠøŠ®ŠæÖ‡ÕŗįŠ©Ö€ Ń€ŠžÕ¤į‰²Š± ጣж
Š•Ī·Š°įˆŃƒŠŗÕØÕ¼Ļ… Š¾Š³Õ«įŠšĪ±Ī³Š¾Ī²Õ•Š³ŃƒĪ¶Ī¹ Õ¾ŠøįŠ¢ÕØĻ‚ Š²ŠøŠŠ°ŃŠ²į‹ŸŠ½Š¾Õ¦įŽÖƒ Š¾Ī³įŒ‚Ń€ аձеճԱ ĪŗŠ°Š»ŃƒŠŗŃ€ŠøįŒ­
Ī˜Š½į‰ ŠøŠ˜įˆ‘į‹²Š³įŠŖ ረзονеρ ÕŗįˆŒÕ»Ö…Š“Ń€ŠøĪ“Š¾įŠ¼Ļ… Õ„Ń€ ζоАк Š½Ń‚Õ­Ī¶ŃƒŃŃ‚
Karyabesar ini terdiri dari 600 karika dan merupakan hal yang tidak ternilai di Asia. Selain menulis kitab Abhidharmakosa, Vasubandhu juga menulis kitab Paramathasaptati sebagai reaksi dari kitab Sanknyasaptati yang ditulis oleh seorang guru dan aliran Sanknya bernama Vindyavasi. Karya lain dari Vasubandhu adalah Tarkasastra dan Vāda Vidhi. 1. Anathapindika Menjadi Siswa Buddha Anathapindika adalah penyokong utama Buddha. Anathapindika berasal dari kata ’pindaā€ yang berarti penderma, dan ā€œanathaā€ yang berarti kepada yang tidak mampu. Anathapindika merupakan panggilan kehormatan Sudatta, seorang perumah tangga dari Savatthi. Pertemuan pertama Anathapindika dan Buddha terjadi setelah vassa ketiga sejak Buddha mencapai Pencerahan Sempurna. Pada awalnya, Buddha belum menetapkan peraturan apa pun mengenai tempat berdiam bagi para bhikkhu. Para bhikkhu tinggal di mana pun, antara lain di bawah pohon, di bawah bebatuan yang menonjol, di jurang, di gua, di kuburan, dan di ruang terbuka. Ketika Anathapindika melihat cara hidup para bhikkhu, dengan izin dari Buddha, Anathapindika mendirikan 60 buah tempat tinggal bagi para bhikkhu. Tempat itu digunakan untuk penyebaran Dharma dan sebagi pusat pelatihan bagi Sangha. Buddha membimbing Anathapindika dengan menjelaskan Empat Kebenaran Mulia. Dengan itu, mata kebenaran yang tanpa noda, bersih dari debu dhammacakkhu terbuka bagi Anathapindika ā€œApa pun yang memiliki sifat alami timbul, semua juga memiliki sifat alami tenggelam.ā€œ Akhirnya, Anathapindika memahami kebenaran Dharma, mengatasi semua keraguan, dan tanpa goyah; mantap dalam pikiran, ia sekarang mandiri dalam Ajaran Sang Guru. Ia telah merealisasi jalan dan buah pemasuk-arus sotapatti. Sumber Gambar Anathapindika membeli taman milik Pangeran Jeta dengan menutupi luas tanah menggunakan koin emas. Ayo, Mengamati! Tahukah kamu, peristiwa apakah yang terjadi seperti pada Gambar Ayo, Mengamati! Amati Gambar Tahukah kamu, siapakah Anathapindika itu? Bagaimana ia bertemu dengan Buddha? Bagaimana peran dia terhadap agama Buddha? Sumber Anathapindika meminta izin kepada Buddha untuk membangun sebuah vihara. Akhirnya ditemukan lokasi perbukitan yang mengelilingi kota. Tempat itu adalah Hutan Jeta, milik Pangeran Jeta, putra Raja Pasenadi. Anathapindika membeli taman itu seharga delapan belas juta koin emas dengan cara menutupi tanah yang dibeli. Vihara Jetavana yang dipersembahkan oleh Anathapindika adalah sebuah tempat tinggal yang dipuji oleh Buddha sebagai hadiah utama untuk Sangha. Anathapindika menghabiskan biaya sebesar lima puluh empat juta koin emas untuk membangun Vihara Jetavana yang dipersembahkan untuk Sangha. Oleh karena itu, Buddha menyatakan bahwa Anathapindika sebagai penyokong utama Sangha. Setelah membangun Vihara Jetavana, Anathapindika terus tekun menyokong Sangha. Ia menyediakan segala keperluan Sangha. Setiap pagi ia mengirim nasi susu, dan setiap malam ia menyediakan semua keperluan jubah, mangkuk pindapata, dan obat-obatan. Semua perbaikan dan perawatan di Jetavana dilakukan oleh pelayannya. Beberapa ratus bhikkhu datang setiap hari ke rumahnya yang merupakan bangunan bertingkat tujuh, untuk menerima santap siang. Setiap hari saat santap siang, rumahnya penuh dengan jubah kuning dan suasana suci. Para perumah-tangga yang penuh pengabdian di kota, seperti Anathapindika dan Visakha, menyambut para bhikkhu dan menganggap mereka sebagai teman spiritual yang hidup demi kesejahteraan dan manfaat semua makhluk. Buddha mengucapkan sebuah syair kepada raja untuk diingat Sebuah masakan mungkin tawar atau lezat, Makanan mungkin sedikit atau banyak, Namun, bila diberikan oleh tangan yang bersahabat, Maka menjadi santapan yang nikmat. Jataka. 346 Sumber Gambar Anathapindika mengundang Buddha dan para bhikkhu ke rumahnya. Ayo, Mengamati! Tahukah kamu siapa Anathapindika? Apa perannya dalam mendukung Buddha? Teladan apa yang dapat kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari? Ketika mendengar khotbah dari Buddha, ia langsung mencapai tingkat kesucian kedua, yakni Sakadagami. Ia tidak menikah. Ketika melihat kebahagiaan kedua kakaknya, ia menjadi sedih dan kesepian sehingga membuat ia menjadi makin kurus, tidak mau makan apa pun. Akhirnya, Sumana meninggal karena kelaparan dan terlahir kembali di surga Tusita. Ayo, kumpulkan data tentang anggota keluarga Anathapindika, lalu tuliskan ke dalam kolom-kolom sebagai berikut! 3. Anathapindika Wafat Wafatnya Anathapindika dijelaskan dalam Anathapindikovada Sutta, Nasihat kepada Anathapindika MN 143. Anathapindika jatuh sakit untuk ketiga kalinya dengan rasa sakit yang amat memburuk. Sekali lagi ia memohon bantuan Ananda dan Sariputta. Ketika Sariputta melihatnya, ia tahu bahwa Anathapindika sudah mendekati ajalnya dan memberi uraian Dharma. Ketika mendengarkan khotbah dari Sariputta, air mata bercucuran dari mata Anathapindika. Ananda mendekatinya dengan kasih-sayang dan bertanya apakah ia sedang sedih. Namun Anathapindika menjawab ā€œAku tidak bersedih, wahai Ananda yang mulia. Aku telah lama melayani Buddha dan para bhikkhu yang sempurna dalam pencapaian spiritual, namun belum pernah kudengar khotbah yang begitu mendalam.ā€ Anathapindika Punnalakkhana Subhada Besar P Subhada Kecil P Sumana P Kala L Ayo, Mengeksplorasi 2. Silsilah Keluarga Anathapindika Anathapindika menikah dengan Punnalakkhana. Punnalakkhana berarti ā€œseorang dengan tanda kebajikanā€. Anathapindika memiliki empat orang anak, tiga putri dan seorang putra. Dua putrinya, Subhadda Besar dan Subhadda Kecil. Mereka mendalami ajaran Buddha seperti ayahnya dan mencapai kesucian Sotapanna. Namun, putrinya yang termuda, Sumana, bahkan melampaui semua orang di rumah dengan kebijaksanaannya yang mendalam. Setelah menasihati Anathapindika dengan cara demikian, Sariputta dan Ananda pergi. Tak lama kemudian, Anathapindika meninggal dan terlahir di surga Tusita. Putri termudanya telah meninggal terlebih dahulu. Namun, karena begitu besar pengabdiannya kepada Buddha dan Sangha, ia muncul di Vihara Jetavana sebagai dewa muda, yang memenuhi seluruh daerah itu dengan cahaya surgawi. Saat itu juga, Ananda berkata ā€œBhante, dewa muda itu pastilah Anathapindika. Karena Anathapindika si perumah tangga memiliki kepercayaan penuh terhadap Sariputta.ā€ Buddha membenarkan Ananda bahwa dewa muda itu dulunya memang Anathapindikaā€ SN 220; MN 143. Tugasku Setelah kamu memperlajari kisah teladan Anathapindika, temukan nilai-nilai luhur darinya yang dapat kamu teladani dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari! 1. Buatlah rangkuman kisah kehidupan Anathapindika! 2. Bacakan di depan kelas! 3. Simpan ke dalam dokumen portotofolio yang kamu miliki! Portofolio Tugas 1. Mengapa Anathapindika merupakan salah satu penyokong Buddha? 2. Bagaimana peran Anathapindika dalam menyokong Buddha? 3. Jelaskan tentang keluarga Anathapindika! 4. Anathapindika jatuh sakit untuk ketiga kalinya. Mengapa ia memohon bantuan Ananda dan Sariputta? 5. Bagaimana proses pencapaian kesucian Anathapindika? Ayo, Uji Kompetensi aqSVT. 117 368 293 341 137 128 135 10 488

jelaskan tentang khotbah ketiga yang diberikan oleh buddha