Sasaran pokok dalam mempelajari ilmu al-jarh wa ta’dil adalah sebagai berikut: a) Untuk menghukumi / mengetahui status perawi hadis. b) Untuk mengetahui kedudukan hadis / martabat hadis, karena tidak mungkin mengetahui status suatu hadis tanpa mengetahui kaidah ilmu al-jarh wa ta’dil. c) Mengetahui syarat-syarat perawi yang maqbul.
Diterangkan dalam buku Memahami Ilmu Hadits oleh Asep Herdi, takhrij hadits ini bertujuan untuk menyelesaikan persoalan hadits yang belum diketahui letak persembunyian, kuantitas periwayat, jalur sanad, dan kitab yang memuatnya. Oleh sebab itu, jika dilihat dari tujuannya, takhrij hadits dipandang sebagai suatu pekerjaan yang sangat penting. Penyampaian dan penyebaran hadis dimulai dari proses pembelajaran Nabi kepada para sahabatnya sehingga metode pembelajaran Nabi perlu dikaji. Terkait dengan persoalan ini, perlu dibahas beberapa hal: (a) bagaimana perkembangan hadis pada masa Nabi; (b) bagaimana keadaan pembelajaran hadis pada masa Nabi; dan (c) bagaimana metode pembelajaran Ulama-ulama yang pernah berguru kepada beliau antara lain : al-Auza’iy, Sufyan ats-Tsaury, Sufyan bin Uyainah, Ibnu’I Mubarak, asy-Syafi’iy, dan lain sebagainya. Disamping keahliannya dalam bidang ilmu fiqhi, seluruh ulama telah mengakuinya sebagai muhaddits yang tangguh , seluruh warga Negara Hijaz memberikan gelar kehormatan baginya